Kalingga berasal dari kata
kalinga,nama sebuah kerajaan di india selatan, yang didirikan oleh beberapa
kelompok orang lain dari india yang berasal dari orissa, mereka melarikan diri
karena daerah orissa dihancurkan oleh Maharaga Asoka. Kerajaan ini didirikan
pada abad ke-6 dan dibubarkan pada abad ke-7.
Kerajaan kalingga diperkirakan terletak di
jawa tengah, di kecamatan keling sebelah utara gunung muria, Sekarang letak nya
dekat dengan kabupaten pekalongan dan kabupaten jepara. Ibu kota dari kerajaan
kalingga adalah keling(jepara), bahasa yang digunakan kerajaan kalingga yaitu,
melayu kuna sanskerta, agama yang dianut kerajaan kalingga yaitu, hindu dan
buddha. Sebenarnya agama yang dianut oleh penduduk kerajaan ini umumnya buddha,
karena agama buddha berkembang pesat pada saat itu,bahkan pendeta cina datang
ke keling dan tinggal selama tiga tahun.
Ratu Sima adalah penguasa di Kerajaan Kalingga. Ia
digambarkan sebagai seorang pemimpin
wanita yang tegas
dan taat terhadap peraturan yang
berlaku dalam kerajaan itu.
Ratu
sima memerintah sekitar tahun 674-732 m.
Ø Kehidupan
ekonomi kerajaan Kalingga :
Perekonomian kerajaan
kalingga bertumpu pada sector perdagangan dan pertanian. Letaknya yang dekat
dengan pesisir pantai utara jawa tengah menyebabkan kalingga mudah di akses
oleh pedagang luar negeri.kalingga merupakan daerah penghasil kulit penyu, emas,
perak, culabadak,dan gading gajah untuk dijual. Penduduk kalingga dikenal
pandai membuat minuman yang berasal dari bunga kelapa dan bunga aren.
Ø Kehidupan
sosial kerajaan kalingga :
Kerajaan kalingga
hidup dengan teratur,berkat kepemimpinan ratu sima ketentraman dan ketertiban
di kerajaan kalingga berlangsung dengan baik. Dalam menegakkan hukum, ratu sima
tidak membeda-bedakan antara rakyat dengan kerabatnya sendiri.
Berita tentang ketegasan hukum
ratu sima, raja yang bernama T-shih ia adalah kaum muslim arad dan persia, ia
menguji kebenaran berita yang ia dengar.beliau memerintahkan anak buahnya untuk
meletakkan satu kantong emas di jalan wilayah kerajaan kalingga. Selama tiga
tahun kantong tersebut tidak ada yang menyentuh, jika ada yang melihat kantong
itu ia berusaha menyingkir.
Tetapi pada suatu hari, putra mahkota tidak sengaja
menginjak kantong tersebut hingga isinya berceceran. Mendengar kejadian
tersebut ratu sima marah, dan memerintahkan agar putra mahkota dihukum mati. Tetapi
karena para menteri memohon agar putra mahkota mendapat pengampunan. Akhirnya ratu
sima hanya memerintahkan agar jari putra mahkota yang menyentuh kantong emas
tersebut di potong,hal ini menjadi bukti ketegasan ratu sima.
Ø Kehidupan
politik kerajaan kalingga :
Pada abad ketujuh masehi kerajaan
kalingga dipimpin oleh ratu sima, hukum di kalingga ditegakkan dengan baik
sehingga ketertiban dan ketentraman di kalingga berjalan dengan baik.
Menurut naskah parahhayang, Ratu
sima memiliki cucu bernama sanaha yang menikah dengan Raja Brantasenawa dari
kerajaan galuh. Sanaha memiliki anak bernama sanjaya yang kelas akan menjadi
raja mataram kuno. Sepeninggalan Ratu sima, kerajaan Kalingga ditaklukan oleh
kerajaan Sriwijaya.
Ø Masa
kejayaan kerajaan kalingga :
Masa
kepemimpinan Ratu sima menjadi masa keemasan bagi kerajaan kalingga sehingga
membuat raja-raja dari kerajaan lain segan, hormat, kagum, sekaligus penasaran.
Masa masa itu adalah masa keemasan bagi perkembangan kebudayaan apapun. Agama buddha
juga berkembang secara harmonis, sehingga wilayah di sekitar kerajaan Ratu Sima
juga sering disebut Di Hyang(tempat bersatunya dua kepercayaan hindu dan
buddha).
Dalam bercocok tanam Ratu Sima
mengadopsi sistem pertanian dari kerajaan kakak mertuanya. Ia merancang sistem
pengairan yang diberi nama subak. Kebudayaan baru ini yang kemudian melahikan
istilah Tanibhala, atau masyarakat yang mengolah mata pencahariannya dengan
cara bertani atau bercocok tanam.
Ø Masa
kehancuran kerajaan kalingga :
Kerajaan kalingga mengalami
kemunduran kemungkinan akibat serangan sriwijaya yang menguasai perdagangan, serangan
tersebut mengakibatkan pemerintahan kijen menyingkir ke jawa bagian timur atau
mundur ke pedalaman jawa bagian tengah antara tahun 742-755 M. Bersama melayu
dan tarumanegara yang sebelumnya telah ditaklukan kerajaan Sriwijaya. Ketiga kerajaan
tersebut menjadi pesaing kuat jaringan perdagangan Sriwijaya-Buddha.
Ø Peninggalan
kerajaan kalingga :
Prasasti
Tukmas
- Ditemukan di
lereng barat Gunung Merapi, tepatnya di Dusun Dakawu, Desa Lebak,
Kecamatan Grabag, Magelang di Jawa Tengah.
- Bertuliskan
huruf Pallawa yang berbahasa Sanskerta.
- Isi prasasti
menceritakan tentang mata air yang bersih dan jernih. Sungai yang mengalir
dari sumber air tersebut disamakan dengan Sungai Gangga di India.
- Pada prasasti
itu ada gambar-gambar seperti trisula, kendi, kapak, kelasangka, cakra dan
bunga teratai yang merupakan lambang keeratan hubungan manusia dengan
dewa-dewa Hindu.
Candi
Bubrah, Jepara
- Candi Bubrah
ditemukan di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
- Candi Bubrah
adalah salah satu candi Buddha yang berada di dalam kompleks Taman Wisata
Candi Prambanan, yaitu di antara Percandian Rara Jonggrang dan Candi Sewu.
Secara administratif, candi ini terletak di Dukuh Bener, Desa Bugisan,
Kecamatan Prambanan, KabupatenKlaten, Provinsi Jawa Tengah.
- Dinamakan
‘Bubrah’ karena keadaan candi ini rusak (bubrah dalam bahasa Jawa) sejak
ditemukan. Menurut perkiraan, candi ini dibangun pada abad ke-9 pada zaman
Kerajaan Mataram Kuno, satu periode dengan Candi Sewu.
- Candi ini
mempunyai ukuran 12 m x 12 m terbuat dari jenis batu andesit, dengan sisa
reruntuhan setinggi 2 meter saja. Saat ditemukan masih terdapat beberapa
arca Buddha, walaupun tidak utuh lagi.
Candi
Angin
- Candi Angin
terdapat di desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara. Karena
letaknya yang tinggi tapi tidak roboh terkena angin, maka dinamakan “Candi
Angin”.
- Menurut para
penelitian Candi Angin lebih tua dari pada Candi Borobudur. Bahkan ada
yang beranggapan kalau candi ini buatan manusia purba di karenakan tidak
terdapat ornamen-ornamen Hindu-Budha.
Prasasti
Sojomerto
- Ditemukan di Desa
Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
- Prasasti ini
beraksara Kawi dan berbahasa Melayu Kuno
- Berasal dari
sekitar abad ke-7 masehi.
- Bersifat
keagamaan Siwais.
- Isi prasasti
memuat keluarga dari tokoh utamanya, Dapunta Selendra, yaitu ayahnya
bernama Santanu, ibunya bernama Bhadrawati, sedangkan istrinya bernama
Sampula. Prof. Drs. Boechari berpendapat bahwa tokoh yang bernama Dapunta
Selendra adalah cikal-bakal raja-raja keturunan Wangsa Sailendra yang
berkuasa di Kerajaan Mataram Hindu.
- Bahan prasasti
ini adalah batu andesit dengan panjang 43 cm, tebal 7 cm, dan tinggi 78
cm. Tulisannya terdiri dari 11 baris yang sebagian barisnya rusak terkikis
usia.
sumber : wikipedia dan blog lainya.
2 comments
Write commentsKonflik2 yg terjadi di kerajaan kalingga apa aja sih kak?
ReplyKak ada kontak yang bisa di hubungi?
Reply